Sejenak aku melihat spion melihat kebelakang sekian tahun yang lalu. Memiliki mobil adalah salah satu idamanku dari masa SMA. Namun demikian idaman itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal itu dimaklumi karena pada jaman SMA aku masih mengandalkan belas kasih orang tua.
Sejak aku masih duduk di bangku SMP aku sudah berani menyetir mobil. Hal ini terjadi karena memang kegiatanku banyak berinteraksi dengan kru mobil anak buah orang tuaku yang saat itu bisnis angkutan barang. Kadang ikut sopir dan aku minta diajarin dengan cara dipangku oleh sopir dan aku yang pegang kemudi sementara sang sopir bertugas injak gas dan ganti versneling saja. Bayangkan aku masih kecil tapi mengemudi truk colt diesel dobel ban yang notabene tanpa power streeing jadi cukup memakan tenaga. Namun demikian hal itu menjadikan aku mampu menguasai dan mengendalikan laju kendaraan dengan baik.
Selain belajar menggunakan kendaraan truk aku juga belajar menggunakan Jeep Toyota Land Cruiser jadul (dulu dikenal dengan mobil jeep hardtop). Walaupun harus duduk diganjal bantal agar dapat melihat depan lebih leluasa mengingat kaca depan posisinya agak tinggi. Mobil pertama yang aku setir sendiri waktu itu adalah mobil colt T120 station wagon tahun 1982 kalo gak salah, yang saya ingat orang tuaku beli barengan dengan para Camat mendapatkan mobil dinas colt T120 juga warna oranye.
Kembali ke masalah idaman punya mobil sendiri….singkat kata idaman itu sampai lulus SMA tidak tercapai, bahkan jaman kuliah pun hal itu tidak kesampaian. Namun demikian karena aku punya SIM B1 sehingga saat jaman kuliah aku sering diminta bawain mobil teman-teman jadi lumayan juga bisa naik mobil he he…
Akhirnya aku pun merantau ke jakarta mencari pengalaman hidup dan bahkan mendapatkan calon pasangan hidup juga. Mengapa di sebut calon? Karena tidak semudah itu Forguso…. Baru setahun di Jakarta namun sempat mengalami situasi kerusuhan kalau gak salah tahun 1998. Aku dipanggil pulang karena Ayahku meninggal dunia. Aku pun kembali ke Jogja meninggalkan calon pasangan hidup tadi dan meneruskan usaha orang tua di Jogja. Usai kerusuhan kondisi ekonomi sangat sulit, untuk beli ban truk saja aku kesulitan sehingga akhirnya beberapa unit truk dan dump truk aku jual dan aku depositokan sambil terus menjalankan usaha toko kelontong.
Kapan punya mobil pertama? Dengan aku pulang otomatis sebagai anak tertua dan harus meneruskan usaha di Jogja aku menyisakan 1 unit mobil Kijang tahun 1981. Kijang itu sering disebut dengan kijang boyo (buaya). Kijang tahun 1981 merupan generasi terakhir Kijang Boyo karena tahun 1981 juga keluar varian baru yaitu Kijang Kotak.
Untuk warna dasarnya di STNK adalah hijau namun demikian sempat aku ubah-ubah dengan warna lain sesukaku. Modifikasi yang pernah aku lakukan antara lain:
- Membuat mobil lebih membumi dengan per dibikin ceper.
- Mengganti velg dengan velg racing lebar merk TRD 8,5 in Ring 13
- Mengganti Header dan Mufler knalpot dengan knalpot Abeng 3:1 yang bersuara khas seperti mesin pincang
- Menambah Roll Bar kuning di dalam kabin dan luar kabin
- Memasang spoiler depan bekas sedang
- Memasang spoiler samping dengan pipa besi dobel.
- Memasang Filter udara K&N
- Memasang Tako meter
- Memasang Audio CD Changer
- Menambah klakson tabung
- Menambah 4 lampu tembak halogen
- Memasang jaring laba-laba sebagai penutup bak belakang
Demikian sekilas cerita mobil pertamaku yang mudah dikenali dan ada yang bilang mobil belum kelihatan namun suara knalpotnya sudah terdengar dari jauh dan sudah pada dikenali. Entah sekarang ada di mana mobil tersebut karena sudah dijual. BTW terima kasih Kijang Boyo 81 ku atas kebersamaannya !