Membanggakan Dan Dibanggakan

Membanggakan Dan Dibanggakan

Anak-anak perlu diajari untuk merasa bangga pada keluarga: pada ayah dan ibunya, saudaranya, atau keluarga besarnya. Bangga dalam arti memiliki sekian alasan untuk bersyukur atau untuk bahagia atas apa yang ada. Kenapa? Kebanggaan akan memunculkan perasaan yang positif pada anak ketika berinteraksi dalam keluarga.

Yang perlu kita hindari adalah menanamkan kesombongan. Kesombongan membahayakan dirinya sebelum membahayakan orang lain. Kesombongan akan membuatnya cepat patah atau cepat mengundang konflik dalam berinteraksi dengan orang lain atau dengan kenyataan hidup.

Perlu juga menghindari menanamkan rasa minder, entah secara sadar atau tidak, baik secara opini atau perlakuan. Misalnya kita mendengar celotehan anak mengenai cita-citanya yang tinggi, lantas kita memotong ucapannya dengan kata-kata tidak bisa atau tidak mampu. Ucapan demikian bisa merusak fondasi mentalnya.

Agar anak bisa bangga, kita pun harus bangga dengan mereka. Kebanggaan anak juga akan luntur apabila bukti-buktinya tidak kita tunjukkan, misalnya tidak saling berbagi, tidak saling menghormati, tidak saling mendukung, dan seterusnya. Pasti tidak ada orangtua yang sanggup memberikan bukti yang membanggakan pada anaknya sepanjang masa. Perjalanan hidup kita tidak linier.

Jadi bagaimana? Di sinilah pentingnya menanamkan nilai atau ajaran, entah dari agama, budaya, atau apa saja. Anak perlu diajari bahwa bersyukur itu wajib, bukan karena keadaan, tetapi karena perintah ajaran.